Monday, September 3, 2018

Timnas putri sedang beruji coba di Vietnam.

Tim nasional bola tangan Indonesia putra sedang mematangkan taktik dan strategi untuk melakoni pertandingan di event Asian Games 2018. “Sejauh ini persiapan menjelang pertandingan Asian Games berjalan dengan baik,” kata ketua pelatih tim bola tangan Indonesia, Arif Hidayat, kemarin. Menurut Arif, timnas putra yang saat ini sedang berada di Bandung tengah mematangkan taktik dan strategi setelah melakukan uji coba di Thailand pada April lalu. Hasilnya, kata dia, cukup memuaskan. Karena itu, berbagai persiapan terus dilakukan agar di Asian Games nanti cabang olahraga ini bisa meraih hasil maksimal. “Kami, khususnya para atlet, tentu mengharapkan hasil yang memuaskan dalam pertandingan nanti,” tutur Arif. Bola tangan sebenarnya bukan olahraga baru. Pada Olimpiade 1936 di Berlin, Jerman, olahraga ini pernah diikutsertakan. Tapi, dalam perkembangannya, selama 36 tahun bola tangan lenyap dari pesta olahraga tersebut. Barulah pada Olimpiade 1972, di Muenchen, Jerman, olahraga ini dipertandingkan lagi.


 Dalam pergelaran Asian Games, cabang olahraga ini mulai dipertandingkan pada 1982 di New Delhi, India. Sepanjang penyelenggaraannya tersebut, tercatat negara-negara seperti Korea Selatan, Cina, Qatar, dan Kuwait menjadi langganan peraih emas. Pun demikian di bagian putri. Di SEA Games, meski masuk cabang olahraga yang dimainkan di Olimpiade, bola tangan tidak selalu dipertandingkan. Dalam SEA Games terakhir di Malaysia, 2017, olahraga ini absen. Olahraga bola tangan masuk ke Indonesia pada 2007. Saat itu bola tangan lebih dikenal sebagai olahraga pantai. Belakangan, sejak 2015, bola tangan mulai diperkenalkan sebagai olahraga indoor. Tak mudah tentu saja untuk mengembangkan olahraga yang dimainkan tujuh orang di masingmasing timnya ini. Salah satunya tentu soal fasilitas. Selain itu, masyarakat Timnas putri sedang beruji coba di Vietnam. Indonesia telanjur mengenal permainan sepak bola yang berlawanan dengan bola tangan, yang sepanjang pertandingan hanya memperbolehkan penggunaan tangan. Itu sebabnya, dalam keikutsertaan di Asian Games, sebagai tim tuan rumah, timnas bola tangan tak mau bicara mulukmuluk mengenai target. Tapi Arif mengaku mengantisipasi semua tim peserta yang ikut dalam turnamen itu. “Hampir seluruh peserta harus kami waspadai karena tim yang dikirim tentunya juga ingin menang.” Di bagian putra, 13 negara akan menjadi peserta. Sedangkan di bagian putri diikuti 10 negara. Timnas bola tangan Indonesia putri saat ini sedang melaksanakan uji coba di Vietnam sebagai persiapan menjelang Asian Games. Pelatnas bola tangan berharap venue yang masih dalam tahap renovasi bisa segera diselesaikan. “Kami berharap venue untuk bola tangan bisa segera diselesaikan, mengingat cabang olahraga bola tangan adalah cabang olahraga yang dipertandingkan lebih dulu, yakni pada 13 Agustus 2018,” ujar Arif

TANPA TARGET UNTUK ZOHRI

D alam Asian Games 2018 nanti, Lalu Muhammad Zohri, 18 tahun, dipas- tikan akan berlomba di nomor bergengsi 100 meter putra. Untuk itu, Zohri akan segera masuk latihan di pelatnas atletik. Gelar juara di Kejuaraan Dunia Atletik Junior U-20 di Finlandia tak harus membuat Zohri menanggung beban. Sebabnya, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sama sekali tidak memberi target apa pun untuk Zohri. “Harap diingat, di Asian Games nanti, dia akan bertemu dengan atlet senior yang lebih berpengalaman. Pelari dari Cina dan Qatar sudah mampu melahap jarak 100 meter di bawah 10 detik, sehingga (Zohri) tidak dibebani target untuk mengalahkan atlet seperti itu,” kata Sekretaris Jenderal PB PAS Tigor Tanjung saat menyambut pelari asal Lombok itu di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa lalu. Saat memenangi Kejuaraan Dunia Atletik Junior, Zohri mencatatkan waktu 10,18 detik.


 Ia unggul atas pesaingnya asal Amerika Serikat, Anthony Schwartz, yang lebih dijagokan. Catatan waktu itu juga nyaris menyamai rekor nasional di nomor yang sama, yang saat ini dipegang Suryo Agung, yakni 10,17 detik, pada SEA Games 2009. Prestasinya itu tentu bikin kaget banyak orang. Termasuk pelatihnya sendiri, Eni Nuraini. Dalam perkiraan Eni, Zohri bisa melahap jarak 100 meter dalam waktu 10,22 detik. “Saya kaget juga. Tidak menyangka dia bisa mencatat waktu seperti itu. Saya tidak punya prediksi ke situ. Perkiraan saya, paling dia bisa mencatat waktu 10,22 detik. Tapi dia bisa di bawah 10,20 detik,” kata Eni. Namun, menurut Eni, kalaupun Zohri mampu membuat kejutan seperti itu, tak lain adalah karena atlet yang baru bergabung bersama pelatnas atletik Indonesia pada akhir 2017 tersebut dikenal sebagai pekerja keras. “Dia (Zohri) paling disiplin. Dia tetap berlatih meski saya tidak menyuruhnya. Saya sudah beri tahu kekurangan dia apa. Tanpa saya suruh, ketika selesai berlatih, dia lakukan latihan-latihan untuk memperbaiki kekurangannya,” kata Eni. Hasilnya tak buruk. Penampilannya dalam beberapa kejuaraan, seperti SEA Youth dan Asian School Games, membuat PB PASI melihat potensi Zohri. Hal itu pulalah yang dilakukan dalam Asian Games ini. Menurut Tigor, meski menjadi atlet yang turun di nomor senior pada Asian Games nanti, Zohri tetap berpeluang meraih medali, yakni di nomor estafet 4 x 100 meter putra. “Dia akan turun di estafet juga, di mana menurut analisis kami lebih berpeluang meraih medali,” kata Tigor